Merantau #3 Rutinitas Baru

Terhitung 17 agustus 2015 bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia saya juga menjadi manusia merdeka, saya bertanggung jawab sepenuhnya kepada diri saya. Tidak seperti dulu waktu saya masih tinggal bersama orang tua saya. Disini asrama mahasiswa rantau bersama orang-orang baru saya memulai tulisan baru dalam hidup saya.

waktu itu tanggal 17 agustus 2015 kami di belikan kompor gas, gas LPG 12kg dan alat-alat masak oleh Pembina asrama. katanya alat untuk bertahan hidup kami selama di sini. di hari pertama kami makan dengan membeli nasi di warung, tapi kami sadar kami tidak bisa seperti ini terus. Karna peralatan masak sudah tersedia, malamnya kami berembuk untuk membuat kesepakatan sistem makan sehari-hari. Hasilnya disini kami patungan setiap orang bayar seinget saya 75k perbulan, makan 3 kali sehari untuk 25 orang. Sesuai dengan patungannya, porsi makan kami tidak banyak. semua diatur untuk dibagi rata. Kami juga membagi jadwal piket untuk masak secara bergantian.

Untungnya sewaktu dirumah saya memang suka membantu orang tua untuk melanja atau memasak didapur. ya jadi bergunalah disaat-saat sekarang ini, soalnya kebanyakan laki-laki itu anti kalo disuruh pergi kepasar atau bantu masak-masak. Yang bikin seru disini saya harus memasak untuk porsi 25 orang mulai dari nasi hingga lauknya. Alhasil kami memasak sangat banyak sekali, seringnya kami menggunakan kuali besar untuk membuat lauk. Apalagi kalau bikin nasi goreng bisa 3 kali masak pakai kuali besar dan ditampung di baskom ukuran besar. Seru bagi saya, karna memasak salah satu cara saya untuk melampiaskan stress.

Apalagi kalau belanja ke pasar, kami harus bangun pagi-pagi untuk dapat harga yang murah dan sayuran yang masih segar. Yang belanja pasti harus mutar otak untuk memikirkan menu 3 kali makan dengan uang yang sekedarnya ala-ala mahasiswa. Akhirnya pasti kami keliling pasar untuk cari bahan makanan yang murah dan memilih menu yang tepat. Sampai-sampai ada pedagang pasar yang hafal kalau mahasiswa yang beli pasti mintanya macem-macem. Biasanya sepulang dari pasar kami membawa pulang 2 kantong besar berisi sayuran untuk 1 hari makan.

Sekedar info juga mahasiswa-mahasiswa luar yang kuliah ke Sumbawa itu didatangkan oleh beasiswa nusantara. Mendatangkan putra daerah dari hampir seluruh Indonesia ada yang dari aceh, meda, Kalimantan, Sulawesi, jawa, bogor Jakarta, sebatik, flores, ntt, bima, Lombok dll. Untuk angkatan saya itu ada sekitar 150 mahasiwa luar. Kami diberangkatkan menggunakan sistem kloter, kebetulan saya masuk di kloter pertama.

Uniknya setiap malam setelah kedatangan kloter-kloter baru kami berkumpul di panggung tengah asrama untuk mulai perkenalan diri. sistemnya kami semua berkenalan mulai dari kloter pertama sampai kloter yang baru datang. Tradisi ini dijaga sampai semua kloter mahasiwa rantau sampai di asrama.

Setelah semuanya berkumpul Pembina asrama merencanakan upcara telah sampainya semua mahasiswa rantau dari seluruh Indonesia di Sumbawa. Acara bakar jagung yang dirangkai dengan pentas penampilan setiap kamar mahasiswa rantau, ada yang nari, musikalisasi puisi, paduan suara, drama, ada yang tari sarung, ada juga persembahan dari angkatan masiswa rantau sebelum kami. Malam itu juga di undang juga grub band daerah yang terkenal sambava kalo ngaksalah. Mereka membawakan lagu-lagu dengan berbahasa Sumbawa. Seru malam itu kami semua mengobrol menjadi satu.

2 tanggapan untuk “Merantau #3 Rutinitas Baru

Tinggalkan komentar