
Halo semua, ketemu lagi di tulisanku, kupasan buku. Sekarang aku mau membahas salah satu buku yang pernah aku baca. Buku ini di tulis oleh Pramoedya Ananta Toer dengan judul, “Jalan Rasa Pos, Jalan Deandles.” Kalian semua pasti sudah tahu siapa itu Pramoedya ananta toer, beliau terkenal dengan tetralogi pulau buruhnya. Apalagi setelah salah satu bukunya diangkat ke layar kaca, yaitu “Bumi Manusia.”
Nah, buku ini dicetak pertama kali pada bulan oktober 2005. Diterbitkan oleh penerbit Lentara Dipantara. Buku tergolong cukup tipis, karena tebal buku ini hanya 140an halaman. Ada hal yang berbeda dalam buku ini dari buku biasanya. Buku ini tidak mempunyai bab-bab khusus pembasan suatu topik. Di buku ini pak pram seperti bercerita tentang apapun yang diketahuinya tentang Jalan Raya Pos atau yang lebih kita kenal dengan Jalan Deandles. Pram bercerita berdasarkan daerah-daerah yang dilewati jalan ini, membentang dari anyer sampai panarukan.
Di paragraf sebelumnya sudah sedikit disinggung tentang keunikan buku ini. Iya, memang seperti itu, jadi jangan kaget jika kalian tidak menemukan bab yang membahas khusus suatu masalah atau pembahasannya macam-macam di setiap daerah. Membaca buku ini seperti di sedang mendengarkan seorang kakek menceritakan kisah hidupnya, Pak Pram menjelaskan mulai dari daerah ke daerah. Mulai dari cerita pribadi, sejarah atau kisah-kisah lokal yang ceritakannya.
Salah satu keuntungan buku ini adalah ukuran bukunya yang relatif kecil jadi gampang untuk dibawa dan dibaca dimanapun. Di buku ini juga Pak pram menjelaskan sejarah kelam dengan jelas tentang perbudakan semasa penjajahan. Pak Pram membuka dengan gamblang berapa jumlah korban yang berjatuhan dalam membuat Jalan Raya Pos ini, jangan kaget jika kalian mengetahui jumlahnya.
Tapi seperti biasa juga, cara bercerita pram yang lumayan berat membuat buku ini agak membosankan. Apalagi untuk saya yang jarang membaca buku. Pernah waktu itu aku membaca buku ini di kereta, sambil mengisi waktu di perjalanan. 10 lembar pertama memang aman, tapi setelahnya aku mulai mengantuk sampai hampir terjatuh, padahal aku membacanya sambil berdiri. selera bacaan memang berbeda bagi setiap orang. Tapi aku memilih untuk menyelesaikan buku ini karena lumayan banyak informasi yang di dapat sewaktu membaca buku ini.
Terakhir, untuk kalian yang suka atau sudah pernah membaca buku pak pram, buku ini rasanya wajib kalian lahab. Walau menurutku pembahasannya agak mengantuk tapi buku ini lumayan banyak informasi yang sayang jika dilewatkan. Kalau boleh memberi nilai buku ini aku kasih nilai 7 dari 10, bukan karena kurang bagus atau apa tapi ini masalah selera aja. Kalau kalian punya pandangan lain bisa silahkan tulis komentar untuk berdiskusi.
Selamat membaca bukunya, terimakasih sudah berkunjung. Sampai ketemu di tulisan-tulisanku yang lainnya.