Gerimis di Musim Yang Salah – Masbisik

Halo semua, kupasan buku datang lagi. Kali ini aku mau mengupas buku kembali. Judulnya ‘Gerimis Di Musim Yang Salah’ karya Muchammad Asrofi kalau di Instagram lebih dikenal dengan akun @masbisik. Buku ini aku beli berbarengan dengan buku Si anak badai di Islamic Book Fair. Buku ini termasuk ke dalam prosa bebas atau mungkin buku puisi, menurutku.

Sewaktu membeli buku ini aku memang berniat dari awal untuk membeli buku puisi atau prosa. Niatan awal aku mau membeli buku puisi karya Tere Liye, tapi karena harganya tidak terjangkau untuk kantongku akhirnya aku tidak jadi beli. Sampai akhirnya aku menemukan buku ini dengan harga yang lumayan jika dibanding buku-buku yang lain, akhirnya aku membeli buku ini.

Kalau boleh jujur aku masih belum paham bagaimana menikmati puisi atau prosa bebas. Sebelumnya aku sudah pernah membaca buku puisi ‘Hujan Bulan Juni’ karya Sapardi Joko Darmono, walaupun kata banyak orang ini adalah buku yang bagus tapi jujur aku masih belum bisa menikmatinya. Niatan aku membeli buku ini juga untuk belajar dan mencoba kembali menikmati puisi-puisi.

Buku ini terbitan dari TransMedia Pustaka. Buku ini memiliki ketebalan 160 halaman, cukup tipis seperti buku-buku puisi pada umumnya. Tema yang diangkat lebih kearah percintaan, patah hati dan kerinduan. Bahkan di cover buku sudah menggambarkannya. Di cover buku terdapat kutipan kata, “Jika mencintaimu harus kubuat telaga, akan kupenuhi ceruknya dengan rindu yang menderas.”

Kalau ditanya apakah aku menikmati buku ini? jujur,  aku belum. Sama seperti buku puisi yang pernah aku baca. Mungkin ada sedikit bagian yang ya aku bisa menikmati. Tapi sebagian besar, tidak. Apalagi ada beberapa kata yang dipakai secara berlebihan seperti ‘Senja’ dan ‘Kopi’. Sekarang aku jadi paham kenapa orang-orang sering meledek ‘Senja kopi-senja kopi’. Penggunaan kata itu terlalu banyak tertulis di buku dan sangat mengganggu juga, ini buatku. Tapi di buku ini aku jadi sedikit paham bagaimana membuat tulisan metafora untuk puisi. Ada yang unik waktu membaca buku ini, aku membaca buku ini kalau sedang perjalanan saja, biasanya kalau di KRL.

Sekarang aku mau memberi nilai. Nilai ini aku beri karena selera pribadi, aku beri nilai 6 dari 10. Aku memberi nilai segitu bukan berati ini buku yang jelek ya, tapi tulisan ini mungkin bukan untukku. Dia punya tempat dan pembacanya sendiri. Udah ya kayaknya cukup sekian untuk kupasan buku kali ini semoga bisa bermanfaat, Terimakasih.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s