
Halo semua kembali lagi di kupasan buku. Kali ini aku mau mengupas buku ‘Si Anak Badai’ karya Tere Liye. Buku ini baru aku beli waktu acara Islamic Book Fair (IBF) kemarin, bersamaan aku juga beli buku ‘Kami Bukan Jongos Berdasi’ karya J.S. Khairen dan buku ‘Rembulan Tenggelam di Wajahmu’ karya Tere Liye juga. Buku-buku ini nanti juga akan aku Kupas jadi bersabar ya.
Awalnya aku niat beli buku ini buat riset gaya tulisan, dan cerita yang dibawa. Sebelum membaca buku aku kira berisi cerita tentang sudut pandang anak ke berapa di sebuah keluarga. Pasalnya Buku Si Anak Badai merupakan serial buku anak yang di tulis oleh Tere Liya. Buku seri lainnya ada ‘Si Anak Kuat, Si Anak Spesial, Si Anak Pintar, Si Anak Pemberani dan Si anak Cahaya’. Tapi ternyata enggak. Buku ini menceritakan kehidupan masyarakat pesisir.
Buku ini memiliki ketebalan 318 halaman. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Republika. Buku yang masih tergolong baru karena baru diterbitkan pada bulan agustus tahun 2019 kemarin. Bang Tere Liye membuat buku ini masuk ke dalam serial ‘Anak Nusantara’. Buku ini sangat ramah untuk dibaca anak-anak, malah aku mau bilang sangat dianjurkan.
Buku ini menceritakan tentang kehidupan masyarakat Pesisir dari sudut pandang anak-anak. Tokoh utamanya adalah zainal anak pesisir yang cerdas dan bertanggung jawab. Ia tinggal di keluarga yang hangat dan lingkungan pesisir yang menyenangkan. Menunggu kapal lewat dan menunggu penumpang melemparkan koin dari atas kapal di setiap akhir pekan adalah rutinitas yang wajib untuk dilakukan. Zainal, Malim, Ode dan Awang mereka adalah anak pesisir Manowa yang dijuluki Si Anak Badai, Judul buku ini. Semua berawal ketika mereka berempat ikut Paman Deham berlayar menangkap cakalang. Semua berjalan lancar sampai akhirnya badai besar datang. Badai yang sangat besar, mengguncangkan seisi kapal, bagaikan buih di lautan yang terombang ambing lemah tak berdaya. Dan hebatnya mereka bisa bertahan dari insiden badai itu, dari situlah mereka di juluki si Anak Badai.
Konflik utama dari buku ini ketika datang seseorang dari kota ingin membangun pelabuhan di kampung mereka. Mereka, Pengembang, Camat dan utusan gubernur datang dengan kekuatan dan keuasaan untuk menggusur kampung manowa. Disini Anak Badai melakukan aksinya untuk menggagalkan rencana jahat mereka.
Kalau boleh memberi nilai aku ingin kasih nilai 8,5 dari 10. Kenapa? Karena buku ini sangat bagus untuk dibaca anak-anak. Walaupun aku sudah tidak anak-anak lagi tapi aku membaca buku untuk menikmati. Jadi sewaktu membaca buku ini aku tidak melihatnya dari persepsi orang dewasa yang ingin banyak plot-plot berat dalam kehidupan. Tulisan ini ringan tapi menghibur aku suka. Kalau kekurangannya ya karena aku sudah tidak anak-anak lagi jadi buku ini memang agak sedikit kurang gerr.
Tapi aku sangat suka dengan sinopsinya. Sinopsinya seperti ini:
“Badai kembali membungkus kampung kami. kali ini aku mendongak, menatap jutaan tetes air hujan dengan riang. Inilah kami Si Anak Badai. Tekad kami sebesar badai. Tidak pernah kenal kata menyerah.
Buku ini tentang Si Anak Badai yang tumbuh ditemani suara aliran sungai, riang permukaan muara dan deru ombak lautan. Si Anak Badai dengan penuh tekad dan keberanian mempertahankan apa yang menjadi milik mereka, hari-hari penuh keceriaan dan petualangan seru.”
Nah sekian kupasan buku Si Anak Badai karya Tere Liye. Terimakasih sudah membaca kupasan bukuku. Kalau teman-teman penasaran langsung aja baca bukunya.